“Ni Suku Besa ku, Ni Odeh Ku” mempunyai arti dalam bahasa Indonesia adalah “Ini Suku Bahasa ku, Ini adalah Tempat ku”. Disini saya akan membahas tentang “Kutai Pedalaman” dan saya akan melakukan wawancara santai terhadap sesorang, untuk membahas apapun dengan menggunakan beberapa percontohan “bahasa daerah kutai pedalaman”.

Oleh  : 

Idhani Agustin

spektrumnasional.com || Terdapat bahasa asli yang ada di Kalimantan Timur yaitu bahasa Kutai dan bahasa Dayak. Keberadaan Suku Dayak sudah dapat dipastikan berada di pedalaman Kalimantan Timur Khusunya di Kutai Kartanegara. Suku Dayak itu sendiri merupakan bagian dari ruhnya Suku Kutai dan sebaliknya. Terdapat banyak ragam bahasa Dayak, dan bahasa Kutai bisa dibagi menjadi dua, bahasa Kutai dan bahasa Kutai pedalaman, bahasa kutai pedalaman memiliki logat  bermacam-macam, dan sedikit perbedaan kosa-kata, sedangkan

bahasa Kutai hanya satu macam bahasa dan logatnya. Kutai itu sangat luas, wilayah Kutai mengelilingi Kota Samarinda, dan dibagian pesisir laut, Balikpapan berbatasan langsung dengan Kutai, Balikpapan dihimpit oleh wilayah kerajaan Kutai dan lautan. Luas Kota Samarinda dan Balikpapan tidak ada apa-apanya dibandingkan luas wilayah yang dimiliki Kutai. Wilayah Kutai dibagi menjadi beberapa wilayah seperti, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Tengah, Kutai Timur. Dan setiap Provinsi yang ada di Kalimantan terdapat suku Dayak, bahkan terdapat di Brunai Darussalam dan Malaysia

(Sabah dan Sarawak). Kutai dan Dayak sangat tidak bisa dipisahkan secara leluhur.

Poto tersebut diatas dia adalah Indah Khairun Nisa, yang panggilan akrabnya dipanggil iin. usia dia 24 tahun Salah satu mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara yang baru lulus di tahun lalu, dia menyelesaikan study S1 Pendidikan nya selama 4th, iin adalah asli keturunan

 kutai tulen, ayah dan  ibu nya asli orang kutai yang memang dari lahir sampai sekarang tinggal di Kutai lebih spesifiknya di desa Kahala Ilir Kec.Kenohan. Dia yang akan saya wawancara, obrolan yang akan kami bahas kemungkinan tidak terbatas, namun percakapan kami akan menggunakan percontohan bahasa Kutai Pedalaman yang mana bahasatersebut kami pakai dalam sehari-hari di tempat tinggal kami.

Perjuangan untuk sampai menempuh pendidikan tinggi di kota orang bukan hal yang mudah bagi anak desa seperti iin yang mempunyai keluarga dengan pendapatan dibawah UMR, pekerjaan ayahnya hanya seorang nelayan sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, tapi dengan kegigihan serta semangatnya dan atas doa serta restu orang tua dia mampu menyelesaikan pendidikan nya secara tepat waktu dengan IPK predikat Pujian. Sebelum lulus kuliah dia sudah bekerja di Kampus tempatnya berkuliah, dia berpikir itu adalah salah satu cara untuk mengurangi beban orang tuanya didalam membiayainya, dia bekerja kurang lebih 2 tahun, setelah dia lulus dia kembaii ke desa nya untuk pekerjaan yang lain lagi, dimana sekarang dia sudah di terima bekerja di SMP Negeri 1 Kenohan untuk mengajar. Selama berproses kuliah dia aktif mengikuti beberapa organisasi internal dan eksternal kampus, seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FAKULTAS, IPPNU (Ikatan Pelajar Perempuan Nahdatul Ulama), dan Komunitas  MAHKOTA KARTANEGARA, dan Sampai sekarang dia juga masih  aktif dikegiatan sosial lainnya.

Keberagaman suku adat dan bahasa mempunyai manfaat, diantaranya dapat mempererat tali persaudaraan, memperkaya kebudayaan nasional, dapat dijadikan ikon wisata, dapat menjadi asset wisata, sebagai media hiburan, dengan adanya wisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat juga menjadi pengetahuan secara nasional, memunculkan rasa nsionalisme, sebagai identitas wilayah tersebut, sebagai identitas Negara, membuat wilayah tersebut terkenal secara nasional, dan dapat mebuat Indonesia terkenal dimata dunia. Bincang bincang ringan ada di (**/red