Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::open($save_path, $name) should either be compatible with SessionHandlerInterface::open(string $path, string $name): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 132
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::close() should either be compatible with SessionHandlerInterface::close(): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 290
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::read($session_id) should either be compatible with SessionHandlerInterface::read(string $id): string|false, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 164
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::write($session_id, $session_data) should either be compatible with SessionHandlerInterface::write(string $id, string $data): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 233
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::destroy($session_id) should either be compatible with SessionHandlerInterface::destroy(string $id): bool, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 313
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: Return type of CI_Session_files_driver::gc($maxlifetime) should either be compatible with SessionHandlerInterface::gc(int $max_lifetime): int|false, or the #[\ReturnTypeWillChange] attribute should be used to temporarily suppress the notice
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 354
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 284
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_set_cookie_params(): Session cookie parameters cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 296
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 306
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 316
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 317
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 318
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 319
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: ini_set(): Session ini settings cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 377
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_set_save_handler(): Session save handler cannot be changed after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 110
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_start(): Session cannot be started after headers have already been sent
Filename: Session/Session.php
Line Number: 143
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 6
Function: __construct
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Severity: 8192
Message: filter_var(): Passing null to parameter #3 ($options) of type array|int is deprecated
Filename: core/Input.php
Line Number: 572
Backtrace:
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/application/controllers/Publik.php
Line: 111
Function: ip_address
File: /home/spektrumntt/spektrum-nasional.com/index.php
Line: 341
Function: require_once
Mata indah itu terdiam di sudut jendela. Tidak menolak ketika hembusan anginm enyentuh rambutnya. Ia bahkan tidak sama sekali menoleh diriku,yang terdiam sejak tadi disampingnya. Aku tahu untuk saat ini ia begitu lelah,terlihat dari bibirnya yang sangat pucat.
Diatas meja kecil, tepat di samping tempat tidur, sebuah tulisan baru tertera rapi. Buku kecil yangs elalu ia jadikan tempat cerita,menjadikan alasan ia diam beberapa waktu ini. Aku mendekat, dengan rasa ingin tahu apa yang sedang ia tulis. "Aku ingin istirahat Rivald," ucapnya sembari menutup buku itu sebelum aku meraihnya.
Meski terhadang, namun satu kata dengan cepat terlintas di mataku. Mata itu kini lebih memilih terlelap. Meski sempat memberiku senyum, namun ia tidak terlalu lama menatapku. Aku sebenarnya begitu rindu Adena yang begitu ceria,namun keadaan lebih membuatku harus lebih mengerti. Terlalu nyata keinginan sederhana ini tertanam dalam hati, sampai bahkan sangat cukup menggelitik hatiku.
Diam dan selalu berusaha untuk menutup adalah apa yang menjadi dirinya. Tidak banyak terucap dari bibirnya,sekalipun ia berada disampingku. Ia bahkan terlalu berusaha menjadi rahasia bagiku. Meski, terkadang aku berusaha untuk mengungkit, namun ego besar dan sifat tertutupnya selalu menepis itu.
Bagaimana tidak, bahkan ulasan senyum dari bibirnya terkesan bukan apa adanya untuk selalu aku iyakan. Melawan keadaan itu,kerap kali banyak hal yang aku kubur dalam-dalam hanya ingin menghindari betapa dingin sikapnya. Entah dingin atau apa,hanya saja bibir indah itu terlalu larut dalam diam yang begitu membisu. Mungkin saja penyakit yang ia derita, yang cukup membuat ia menyukai diam.
Aku mengamatinya dalam-dalam. Bagaimanapun,aku bahkan tahu ia mencintaiku, dan begitu pula diriku. Aku sekilas tersenyum mengingat sepenggal kata yang tertulis tadi. Wanita ini dengan indah menulis namaku.
"Istirahatlah sejenak manis,aku tidak lagi ingin mengganggu tidurmu,`" ucapku seraya mengelus rambut indah dengan mata terlelap. Letih, sangat cukup terlihat dari raut wajah manis itu, namun sisi diamnya selalu membuat aku penasaran.
Cukup aku mengamati wajah indah itu,takut saja dengan aku mengamati ia bisa terganggu tidurnya. Aku beranjak dari tempat duduk setelah menyelimuti tubuhnya dan menarik napas panjang yang kemudian aku hembuskan perlahan.
`"Vald," suara itu menghentikan langkahku. Dua perasaan menelusuri hatiku dengan begitu mendalam. Harapan terbesar adalah mendengar ia meminta sesuatu yang bisa sedikit membuatku merasa berharga. Aku menoleh dan tersenyum,dengan suatau kepastian namaku terucap dari bibir mungilnya .Setiap ia menyebut namaku, aku merasa begitu di cintainya.
"Kamu ingin sesuatu?" tanyaku dengan sebuah langkah kaki mendekat. Ia kembali terdiam,yang kemudian menghentikan langkahku. Diam dan membisu terlihat lagi darinya.
Kenyataan sebenarnya sudah tidak bisa lagi memihakku. Namun aku tidak pernah mundur. Bagiku, tidak ada yang lebih berharga saat ini kecuali Adena. Aku menatap sosok dirinya mendalam, ada berjuta hal yang seharusnya aku lakukan untuknya. Aku mengingkan ia segera sembuh, dan kembali tersenyum manis kala ia melihatku.
"Lekas pulih. Aku akan kembali menjengukmu," ucapku tenang dan tersenyum manis.
Aku kini berbalik meninggalkan dirinya. Menelusuri ruang tamu,dan menjumpai orang tuanya. Aku berpamitan,tidak dengan sebuah janji namun aku pastikan aku akan kembali untuk Adena.
"Apa urat malumu sudah putus? Sudah aku katakan padamu untuk kesekian kalinya, aku bahkan tidak merestui kalian sama sekali," ucap Hartono dengan nada kasar.
`"Sudah bapak cukup! Jaga perasaan Adena. Ia akan terluka jika mendengar hal ini," wanita tua itu mencoba mengehentikan pembicaraan suaminya. Aku berbalik sejenak, hanya tersenyum ramah kepada sosok mereka, meski bagi mereka aku adalah pria paling tidak diharapkan.
Menguatkan hatiku sedalam mungkin, aku pergi dari rumah itu untuk kesekian kalinya mendengar kata tidak tahu malu. Layaknya pria yang begitu mencintai wanitanya, bekerja keras untuk bisa membahagiakan Adena adalah harapan terbesar yang sudah aku lakukan saat ini.
Tidak peduli entah seberapa banyak Pak Hartono tidak menyukaiku, namun mencintai anak perempuannya adalah rasa luar biasa yang membuatku bertahan.
Rasa rindu yang menjadi candu sekarang untukku. Suasana dan bayangan Adena yang selalu menghantuiku. Pekerjaanku sebagai kuli bangunan yang cukup membuat aku merasa lelah, namun untuk Adena sangat cukup membuat semangatku membara.
"Aku memang sadar,mungkin pekerjaan hanya dengan beginilah yang membuat Pak Hartono sangat tidak menginginkan diriku. Aku perlahan membuang pikiran itu, yang aku tahu cintaku kuat untuk Adena,".
Berlalu dengan begitu indah. Aku menelusuri lagi sudut kota yang mereka sebut kota kasih, dengan sejuta rindu untuk Adena. Bukan janji, hanya saja aku bahkan harus selalu memastikan aku pasti akan kembali menemuinya.
Cuaca dingin di sore hari cukup menembus lapisan kulitku, namun rinduku lebih membara. Langkah kaki dan rasa rindu itu bahkan hampir memuncak ketika aku berdiri tepat di hadapan rumah wanitaku, rumah yang seringkali kudengar kata ketidakpastian diserta kata penolakan itu.
Namun dibalik semuanya itu ada satu kekuatan besar yang mendorong dan memaksaku untuk terus melangkah maju yaitu Adena putri yang selalu berhasil menguatkan diriku. Belum saja aku melangkah masuk, seorang wanita menghampiri diriku. Harap itu adalah Adena, namun tentu saja tidak ketika ia semakin mendekat. Aku tersenyum ramah, dan hendak meraih tangan itu untuk bersalaman.
Penulis : Prima Otto
Editor: Elang Timur
"Lekaslah Pulih, Aku akan kembali menjengukmu Adenaku"
Sejujurnya saya tidak bermaksud untuk mengurung diri kamu Saya hanya ingin memberi sapaan singkat agar saya mau mengetahui sepatah kata kabar dari kamu, bukannya pengemis namun itulah cara saya menyayangi kamu...
Aku tak tahu dari mana aku datang, dan kearah mana aku harus melangkah. Namun ku sadari aku seperti ini karena Engkau, Bapa".Engkaulah Bapa yang selalu memahami, Bapa yang selalu mengerti dan Bapa yang selalu setia.Sejauh apapun manusi