Kota Kupang. Spektrum-nasional.com || Anak-anak muda dalam aksi Global Climate Strike (GCS) kembali melakukan aksi dan menyerukan tentang pemasalahan krisis iklim yang semakin genting. Di Kupang aksi global ini berlangsung dengan berjalan kaki dari Jl.eltari ke Depan kantor gubernur. Aksi serentak yang di dukung oleh lebih dari 69 komunitas muda berasal dari berbagai kota di Indonesia menuntut pemerintah Indonesia untuk memprioritaskan kedaruratan krisis iklim di tahun kampanye politik.

 

Pada strike kali ini, tiga tuntutan kepada pemerintah untuk segera menegakkan keadilan iklim; 1) Indonesia deklarasikan darurat iklim segera, 2) Keadilan iklim harus jadi agenda prioritas di Pemilu 2024, 3) Generasi muda menolak solusi iklim palsu. 4. Segera hentikan monopoli sumber agraria dan jalankan Reforma Agraria Sejati sebagai solusi mengatasi Krisisi Iklim.

 

Krisis iklim menjadi pembahsan dalam skala internasional, namun lagi-lagi pembahasan tersebut tidak menemukan titik terang untuk mengatasi permasalahan krisis iklim. Terkhusus mengenai emisi gas dan perubahan iklim kemudian patut di soroti, dari data world research institute WRI negara dengan penyumbang emisi terbesar adalah Amerika dan China, dan beberapa negara uni eropa inggris, perancis. menghasilkan 12.399,6 juta metrik ton karbon dioksida ekuivalen (MtCO2e). Jumlah itu setara 26,1% dari total emisi global. Amerika Serikat menyusul dengan menyumbang 6.018,2 MtCO2e yang setara dengan 12,7% emisi global. Kemudian, Uni Eropa menyumbang 3.572,6 MtCO2e atau setara 7,52% emisi global.

 

Artinya kita bisa melihat bagaimana emisi karbon yang merusak dunia tercipta dari massifnya monopoli industri di sektor hulu hingga hilir pastinya di ikuti dengan pendirian pabrik sekala besar di negeri jajahan maupun setengah jajahan dari pengolahan bahan mentah bumi yang banyak merampas tanah rakyat hingga industri assembling di daerah urban dan semi urban. Kerusakan lingkungan yang di ciptakan oleh kerakusan imperialisme yang monopolistik berdanpak pula dengan perubahan iklim di dunia hari ini, celakanya industri milik imperilais di bangun di negeri jajahan dan setengah jajahan demi efiensi produksi membuat iklim di negara tersebut mengalami perubahan cukup ektreme perhitungan musim yang sulit di prediksi hingga bencana alam dan Rakyat yang menjadi korban. Di tengah situasi itu karbon trade yang di jalankan hasil dari pertemuan kop 20,21 indonesia menjadi negara yang berkomitmen akan menjalankan resolusi tersebut di sponsori langsung oleh Bank Dunia. Terkait isu pengolahan energi ramah lingkungan juga terus di jalankan melalui massifnya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap, batubara hingga yang terbaru penerapan green mining.

 

“Krisis iklim menjadi salah satu ancaman agresif bagi seluruh kehidupan makhluk di Bumi. Pemerintah justru dengan bangga menghadirkan solusi palsu yang sebenarnya hanya berpihak pada kepentingan segelintir elite. Solusi palsu tersebut seringkali dibungkus rapi dalam sebuah produk hukum, sehingga seakan-akan berpihak pada kepentingan rakyat,” kata Radith giantiano, Koordinator GCS Kupang 2023.

 

Sementara itu, World Meteorological Organizations (WMO) menyatakan bahwa kenaikan suhu rata-rata bumi sudah mencapai 1.2°C dan pada delapan tahun terakhir tercatat sebagai tahun-tahun terpanas. Kenaikan suhu global yang terjadi telah berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari sektor ekonomi, pangan, sosial hingga politik.

 

Dalam tuntutan pertama, data dari sektor-sektor pembangunan telah menunjukan bahwa krisis iklim adalah permasalahan yang terbesar saat ini untuk umat manusia dan termasuk Indonesia. Sudah selayaknya kegentingan ini menjadi kekhawatiran bersama dan disaat yang sama menjadi peluang jika dilakukan dengan segera. Pendeklarasian darurat iklim akan menjadi dasar dari setiap langkah pembangunan Indonesia dan menyelamatkan hak hidup rakyat Indonesia. Deklarasi darurat iklim akan mempertegas tindakan adaptasi dan mitigasi bencana dampak perubahan iklim dari tingkat nasional hingga kota dan desa.

 

Kedua, jelang Pemilu 2024, Anak-anak muda menuntut isu krisis iklim harus menjadi agenda prioritas pada seluruh rangkaian kampanye politik pemilu 2024. Krisis iklim bukan hanya isu gimmick untuk menyenangkan anak muda tetapi ini isu yang harus ada dalam setiap pembicaraan para politisi. Isu krisis iklim tidak bisa di kotakkotakan karena krisis iklim menyentuh seluruh sendi kehidupan. Anak muda akan menjadi saksi dan sekaligus penentu siapa politikus yang akan berpihak pada masa depan mereka. Saat ini banyak partai mencari suara dari anak muda.

 

Bahkan, menjadikan anak muda sebagai calon legislatif. Namun, dari sisi komitmen terhadap lingkungan dan krisis iklim, masih jadi pertanyaan besar. Saat ini, anak muda sudah cukup kritis dan paham bahwa kerap kali komitmen hijau hanya dijadikan gimmick yang berbalut greenwashing dan youthwashing.

 

Dalam tuntutan ketiga, anak-anak muda menegaskan bahwa mereka menolak solusi iklim palsu yang digadang-gadang pemerintah. Aksi iklim, termasuk transisi energi, seharusnya dilakukan secara berkeadilan dan tanpa solusi yang menipu. Sejauh ini, solusi palsu dalam aksi iklim telah banyak merenggut ruang-ruang energi terbarukan yang adil dan bersih. Mulai dari maladaptasi hingga berbagai teknologi yang hanya memperpanjang umur batu bara pada agenda transisi energy berbalut tulisan hijau.

 

Sampai saat ini, tidak ada kejelasan terkait langkah dari solusi yang didorong oleh pemerintah untuk mengatasi krisisi iklim dari rencana besar pada agenda G20 terkait Transisi Energi Baru Terbaruhkan, jika kita cek baik-baik program ini justru akan menimbulkan masalah baru, bukanya meleindungi dan membatasi eksploitasisumber agraria, namun justru memperparah masalah, solusi yang tambal sulam. Melihat dari rencana mengatasi krisis iklim dapat kita temui banyaknya penolakan, pasalanya akan terjadi perampasan dan monopoli tanah, hutan dan lautan yang dikuasi bersama oleh rakyat menjadi milik peruasahaan besar.

 

Seperti yang terjadi di Manggarai, solusi anti rakyat dari kebijakan transisi energi bisa dilihat dari implementasi Agenda Besar dalam KTT G20 yang salah satunya juga adalah Transisi Energi (Mengganti Energi Fosil dengan Energi Terbarukan), NTT juga menjadi sasaran Prioritas. Terbukti ketika Imperialisme melakukan Kampanye Transisi Eneergi, Negara dengan mudah melakukan monopoli Tanah Besar-besara hanya demi memenuhi hasrat Tuannya Imperialisme. NTT menjadi salah satu sarang bagi pembangunan Geothermal khususnya di Pulau Flores dengan tingkat Gunung aktif yang mencapai hampir 20an Gunung aktif (Tenaga Panas Bumi) dan Yang saat ini sedang beroperasi di Manggarai Timur dan Ngada dan upaya Negara untuk melakukan pembangunan di Wae Sano, Manggarai Barat. Artinya bahwa Pulau Flores akan menjadi sorotan dalam proyek Energi terbarukan dengan potensi yang ada, meskipun hal tersebut adalah malapetaka bagi keberlangsungan hidup kaum tani yang akan diperhadapkan dengan tingkat monopi lahan yang terusmenerus dilanggengkan oleh Negara.

 

Sementara Pulau Timor melalui Proyek PLTU Timor-1 yang saat ini sementara berjalan membutuhkan Biomassa ( Bukan Lagi Batu Bara karena upaya transisi energi ) membutuhkan topangan dasar yang bersumber dari Kayu Kaliandra Merah, Lamtoro dan Gamal. Atas dasar itu Negara melalui Lembaga Pendidikan menempatkan Universitas Nusa Cendana sebagai pemasok Kayu tersebut yang letaknya berada di Hutan Adat Masyarakat Pubabu yang satu bulan terakhir ini bergejolak antara Rakyat Pubabu VS Kehutanan dan Pemprov NTT. Begitupun pembangunan Bendungan Kolhua, Manikin dan Temef yang terus menuai penolakan dari Masyarakat terdampak mulai dari tidak adanya kompensasi dari Negara atas peranpasan tanah hingga mempertahankan hak atas Tanah Keluarga maupun Tanah Adat.

 

Problem yang dihadapi oleh kaum Tanipun diarasakan oleh Nelayan Tradisional di NTT. ditengah mahalnya Harga BBM, tentu sangat berpengaruh bagi aktivitas Nelaya dalam menafkahi keluarganya. Apalagi jika Nelayan mengangkut Minyak dari Kota Kupang ke pulau lain termasuk Kabupaten Rote Ndao selalu saja mendapat halangan dari aparat dengan berbagai macam alasan, bahka Nelayan yang membeli minyak dari kupang ke Rote seringkali ditangkan dan di penjara jika membeli minyak lebih dari 2 Drom. Hal ini yang tidak pernah dipertimbangkan oleh Negara sekalipun Negara tahu bahwa Nelaya Tradisional yang ada di Pulau Rote menangkap ikan dengan jarak 20-80 Mil dari bibir pantai Pulau Rote yang tentunya membutuhkan minyak yang cukup banyak, karena pada umumnya Nelayan tersebut mencari ikan hingga 3-7 Hari di perariran selatan Pulau Rote. Harga BBM yang Mahal, akses Nelayan atas BBM yang semakin terhimpit, apakah kesejahteraan yang digadang-gadangkan oleh Negara memperlakukan rakyatnya seperti hal tersebut?

 

Situasi ini menunjukkan bahwa kekejaman Negara atas rakyatnya terus membelenggu kehidupan rakyat Indonesia. Akan tetapi kesadaran Rakyat terus terbangun dengan semakin rakusnya Imperialisme malalui kaki tangannya dalam Negeri. Karena rakyat sadar bahwa Tanah adalah sumber daya yang mampu menghidupi setiap generasi dan menjadi sumber penghidupan utama yang Negara sendiri berupaya untuk merubah konstruksi berpikir kaum tani. Maka dengan sepatutnya dan sepantasnya setiap lapisan Rakyat menyatukan gerakan termasuk Mahasiswa yang harus berperan aktif dan ambil bagian dari perjuangan kaum Tani, Nelayan dan lapisan rakyat Lainnya. Karena kita sama-sama mengetahui bahwa sebuah perubahan hanya bisa diraih ketika bersatunya rakyat Indonesia dan rakyat Dunia.

 

“Pada aksi ini, XR_KUPANG mengecam segala tindakan pemerintah yang selama ini terus menggerus masa depan kaum muda melalui sistem ekonomi politik yang tidak mengedepankan masyarakat dan lingkungan. Kami juga mengajak seluruh kaum muda untuk bisa bergerak bersama mendorong dihadirkannya keadilan iklim yang sebenarnya di Indonesia. Kami menuntut pemerintah untuk segera melakukan tindakan pengendalian krisis iklim tanpa menghadirkan solusi palsu” ucap Radith.

 

Sependapat dengan pernyataan Radith, Biru Voices 2022 Nurfadhilah Febrismi juga meminta pemerintah untuk segera menghentikan proyek solusi-solusi palsu yang hanya akan membawa Indonesia tetap terjebak dalam candu energi fosil batubara.

 

“Dampak dari krisis iklim adalah badai seroja yang memakan korban 230 jiwa. Kerusakan lingkungan & ekosistem laut (terumbu karang), polusi udara yang sudah sangat di rasakan di kota besar seperti Jakarta. Sumber polusi udara sudah sangat jelas dari sumber-sumber energi fosil. Kecanduan kita pada energi fosil harus segera di putus. Simpelnya, solusi palsu dan solusi semu adalah solusi yang sebenarnya banyak mudharat ketimbang manfaatnya. Ketika Indonesia bertasbih untuk memulai bertransisi energi, maka pemilihan energi yang berkelanjutan, adil dan bersih harus menjadi pilihan utama. Jangan sampai Indonesia menjawab isu krisis iklim dengan solusi palsu dan solusi semu yang dihijau-hijaukan oleh industri batu bara. Mitos batu bara murah harus kita hentikan” kata Radith.

 

Tahun ini akan menjadi pertaruhan masa depan anak-anak muda Indonesia. Pemilu 2024 akan menjadi penentu siapa pemimpin Indonesia dalam kedaruratan iklim mendatang. Generasi muda akan menjadi saksi, sekaligus menentukan apakah krisis iklim yang sedang kita alami bersama akan menjadi perhatian utama para politikus di Pemilu 2024.

 

Aksi ini membawa 3 tuntutan sebagai berikut.

1. Indonesia Darurat Iklim, Aksi Iklim Segera! Kebijakan dan tindakan pengendalian krisis iklim Indonesia harus menjadi prioritas. Jika menunda, maka HAM masyarakat dipertaruhkan. Jika solusi tidak tepat guna, maka akan menimbulkan masalah baru dan memperparah situasi. Aksi iklim perlu diprioritaskan dan menjadi komitmen pemangku kebijakan. Tindakan yang memperparah situasi HARUS dihentikan dan ditegaskan.

2. Keadilan Iklim Harus Jadi Agenda Prioritas di Pemilu 2024 Jelang 2024, banyak politikus yang mencari suara anak muda, bahkan menjadikan anak muda sebagai calon legislatif. Namun, bagaimana dengan komitmennya untuk aspek lingkungan dan krisis iklim? Nyatanya, anak muda sudah cukup kritis, kami menolak komitmen hijau omong kosong dan gimmick anak muda (greenwashing & youthwashing). Kami menuntut komitmen konkrit dari pada calon untuk menegakkan keadilan iklim.

3. Generasi muda menolak solusi palsuSolusi palsu dalam aksi iklim telah bertebaran, mulai dari maladaptasi hingga berbagai teknologi yang diandalkan dalam agenda transisi energi Indonesia. Tanpa solusi yang sesungguhnya, Indonesia hanya akan dihadapkan dengan berbagai masalah baru. Aksi iklim, termasuk transisi energi, harus dilaksanakan secara berkeadilan tanpa solusi tipu- tipu.

4. Segera hentikan Monopoli Dan Perampasan Sumber Agraria yang menjadi akar penyebab krisis iklim dan segera jalankan Reforma Agraria Sejati sebagai bagian dari solusi keadilan Iklim di Indonesia.

 

Global Climate Strike 2023 di Indonesia berlangsung di 15 kota, berikut daftar lengkapnya sesuai urutan abjad.

1. Bandung, 3 Maret 2023

2. Banjarbaru, 3 Maret 2023

3. Bondowoso, 3 Maret 2023

4. Jakarta, 3 Maret 2023

5. Jambi, 3 Maret 2023

6. Jayapura, 3 Maret 2023

7. Kupang, 3 Maret 2023

8. Kutai Timur, 8 Maret 2023

9. Lombok, 3 Maret 2023

10. Medan, 3 Maret 2023

11. Pekanbaru, 3 Maret 2023

12. Pontianak, 3 Maret 2023 13. Solo, 5 Maret 2023

14. Sukabumi, 3 Maret 2023

15. Yogyakarta, 3 Maret 2023.

 

Daftar komunitas, pergerakan, organisasi, dan lembaga yang tergabung:

1. 350.org

2. Aksi Ekologi dan Emansipasi RaKyat (AEER)

3. Animal Rebellion Indonesia

4. BEM FH UI

5. BEM FISIP UNPAD

6. BEM FMIPA UI

7. BEM UI

8. BEM UKRI

9. BGKH NTT

10. Bumi Butuh Aksi

11. CentennialZ

12. Cipayung

13. Climate Rangers Jakarta

14. Enter Nusantara

15. Environmental Law Society FH UI

16. Extinction Rebellion Bandung

17. Extinction Rebellion Indonesia

18. Extinction Rebellion Jawa Timur

19. Extinction Rebellion Jogja

20. Extinction Rebellion Kupang

21. Extinction Rebellion Lombok

22. Extinction Rebellion Meratus

23. Extinction Rebellion Pontianak 24. Extinction Rebellion Riau

25. Extinction Rebellion Solo Raya

26. Extinction Rebellion Sukabumi

27. FMN Kupang

28. FMN Lombok

29. FORESMA UNS

30. Fossil Free Sumut

31. Fraksi Rakyat Kutim

32. Fridays For Future Indonesia

33. Gerkatin Solo

34. GREENOMOS

35. Greenpeace Indonesia

36. Himpunan Mahasiswa Ilmu Lingkungan UNS (Himapsili UNS)

37. Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia

38. IMKD

39. Jeda Untuk Iklim

40. Kepresma Trisakti

41. KMPLHK RANITA

42. Komunitas Bondowoyo

43. Komunitas Garis Bawah

44. Komunitas Solo Bersih

45. Koprol Iklim

46. KPAEMC2

47. KPOP4PLANET

48. LBH Bandung

49. LBH Bandung

50. LPE

51. Mahasiswa Bandung dan Masyarakat Sipil yang tergerak

52. Mapala USTJ

53. Pantau Gambut

54. Papua Trada Sampah

55. Pokja Anak Muda

56. PRMB

57. Rumah Bakau

58. Sahabat Hijau Lestari

59. Sanggar Seroja

60. Sebumi

61. Sispala Curahdami

62. STTB Bandung

63. Teens Go Green Indonesia

64. UKSK UPI

65. WALHI Jabar

66. WALHI Jakarta

67. WALHI Nasional

68. WALHI NTT

69. WALHI Riau

70. XR Bandung

71. Yayasan Srikandi Lestari

Informasi selengkapnya mengenai Global Climate Strike 2023 di Indonesia bisa dilihat di globalclimatestrike.id.

 

Sumber: Rilis Global Climate Strike 2023.