Sukabumi. Sepktrum-nasional.com || Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati S.Sos,KP.,M.Si menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Optimasi Management Informasi Pengelolaan Perikanan Darat Berbasis Geographic Information System yang dilaksanakan selama dua hari Selasa sampai Rabu 22-23 Februari 2023 di Aula Madidihang PPNP Palabuanratu.

Kegiatan juga diikuti oleh Ketua POKJA Pengelolaan dan Kelembagaan SDIPD, Ketua Sub POKJA Tata Kelola SDIPD, Kepala PPNP Palabuanratu Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan, Kepala Balai Riset Pemulihan Sumberdaya Ikan, Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluh Perikanan, Kepala Pusat Riset Perikanan I-Fish FAO, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Prov. JABAR, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Prov. RIAU, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Prov. JATENG, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Prov. KALTENG, Kepala Dinas Perikanan CILACAP, Kepala Dinas Perikanan KAMPAR, Kepala Dinas kelautan dan Perikanan KAPUAS, Badan Riset Inovasi Nasional

Institut Pertanian Bogor, WWF Indonesia, Analis Pengelolaan Sumberdaya Ikan Sukabumi dan Penyuluh Perikanan Bantu.

Kepala PPNP Pelabuhanratu, Yusuf menyampaikan bahwa kedepan PPNP juga ingin ikut berkontribusi dalam pengelolaan perikanan yang saat ini juga terfokus pada penyelenggaraan upaya pengelolaan perikanan.

Yusuf juga menyampaikan ucapan selamat datang dan berterimakasih sudah di percayakan sebagai tempat penyelenggaraan kordinasi, "ujarnya.

Pada kesempatan ini Ketua POKJA dalam sambutannya disampaikan bahwa sebelumnya terjadi perubahan nama aplikasi yang di gunakan sebagai wadah input data perairan darat.

Aplikasi sebelumnya bernama SIAPP kemudian diubah menjadi SIDAT (Sistem Informasi Perikanan Darat) dengan berbagai pertimbangan,diantaranya agar aplikasi ini mudah diingat dan sesuai dengan nama salah satu komoditas ikan ekonomis penting di perairan darat yaitu SIDAT.

Saat ini di perikanan sidat sendiri tatakelola yang ada belum mengatur secara detail terkait pengelolaan sidat secara keseluruhan, padahal Sidat saat ini merupakan salah satu produk unggulan yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. 

Tujuan dari peluncuran aplikasi ini adalah sebagai website yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, dimana data dan informasi ini sangat penting untuk disajikan sebagai data aktual yang dapat menjabarkan kondisi di lapangan saat ini. 

Perairan darat saat ini sudah mulai disentuh oleh pemerintah, dimana pada perairan tersebut banyak sumber ekonomis strategis yang perlu dikelola lebih lanjut, harapannya dari pengelolaan perikanan darat dapat menuju perikanan yang berkelanjutan sebagaimana yang terdapat pada PERMENKP No. 9 tahun 2020.

Dijelaskan bahwa perairan darat saat ini sudah dapat dikelola berdasarkan ekosistem yang terbagi menjadi 14 WPPNRIPD.

Dengan adanya aplikasi ini harapannya data yang di hasilkan lebih valid dan dapat terkelola dengan baik, seperti siapa yang harus menginput dan mengumpulkan data terkait perairan darat ini.  

Aplikasi mulai di sosialisasikan sejak tahun 2022, harapannya tahun 2023 aplikasi ini sudah berjalan optimal. 

Pusat juga terus berupaya untuk mensupport dari segala hal. Terkait pengelolaan perairan darat kedepan harapannya kita mampu membuat program terintegrasi yang bersinergi dari pusat hingga ke daerah kabupaten.

Seperti yang diketahui bahwa saat ini sudah 35 kabupaten yang sudah memiliki akun di aplikasi, kita perlu mendorong agar nantinya tiap Kabupaten dapat mendaftar dan melakukan penginputan data, sebagai sumber informasi yang valid dan faktual.

Urgensi pengelolaan perikanan darat yang berkelanjutan yaitu 

Degradasi yang terus berlangsung terhadap ekosistem baik aspek kualitas maupun kuantitas

Perlunya kajian ilmiah yang memadai untuk membantu pengambilan keputusan operasionalisasi pengelolaan

Tata kelola yang ada masih berproses dan belum teruji efektivitasnya

Strategi optimalisasi yang dapat dilakukan, yaitu melakukan kajian ilmiah yang rinci terkait dampak skala besar terkait limbah pertanian, industri dan somestik terhadap produktivitas perairan darat pada lokasi badan air.

Selain itu, juga dengan melakukan pengelolaan atau pengaturan penggunaan lahan di sekitar badan air, karena besar pengaruhnya terhadap ekosistem dan produktivitas perairan dan melakukan pengendalian penangkapan melalui pengaturan jumlah atau ukuran tangkap yang di perbolehkan melalui pendekatan masyarakat.

Dan memberikan insentif bagi pelaku yang menerapkan praktek budidaya ikan yang baik dan melakukan pengembangan teknologi budidaya yang sesuai dengan ekosistem 

Pada pertemuan disampaikan secara keseluruhan mengenai detail data yang dapat di update dalam web SIDAT (sistem Informasi Perairan Darat).

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi mengatakan pihaknya bersama i-fish FAO sejak tahun 2021sudah mulai melakukan pendataan perairan darat.

"Kegiatan pendataan ini dilakukan bersama nelayan PUD dan 10 komunitas secara berkala. Adapun jumlah koresponden pada setiap pertemuan adalah sebanyak 120 orang, "imbuhnya.

Sementara, dari pendataan ini, Sukabumi sudah memiliki informasi terkait jenis ikan yang tertangkap, ukuran dan bobot hingga titik koordinat fishing ground. 

Lanjut Nunung, "Data yang dihimpun sudah tercatat ada 400 titik penangkapan ikan di Daerah Aliran Sungai Sukabumi, hingga saat ini kegiatan pendataan tersebut terus dilakukan sebagai upaya penyediaan data dan informasi yang akurat, "tandasnya.

Dari pendataan informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya ikan khususnya di Sukabumi, "kata Nunung kepada spektrum-nasional.com dikonfirmasi, Kamis, (23/02/2023).

Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi berharap SIDAT (Sistem Informasi Perairan Darat) ini dapat di aplikasikan oleh Dinas Perikanan dalam menghimpun data faktual terkait kondisi kegiatan penangkapan ikan di perairan darat.

Dimana hal ini juga diamanatkan oleh PERDA Pengelolaan perikanan No. 1 tahun 2023 yang baru disahkan, bahwa penyediaan data dan informasi terkait hasil tangkapan merupakan salah satu upaya pengelolaan berkelanjutan yang diharapkan dapat terwujud di Kabupaten Sukabumi. 

Para peserta dalam kegiatan tersebut memberikan beberapa masukan untuk perbaikan sistem sebelum nanti di sosialisasikan untuk dapat di aplikasikan oleh seluruh user. Adapun masukan yang disampaikan diantaranya Agar domain data yang akan digunakan dikaji kembali agar benar-benar data yang dapat diisi oleh enumerator di lapangan, sehingga data yang masuk adalah data yang benar dibutuhkan sebagai sumber informasi yang penting. 

Selain itu, para peserta meminta untuk dibuat kesepakatan mengenai jenis data apa saja yang dapat diinput, apakah ikan yang tidak ada nilai jualnya dapat di masukan juga, mengingat hal ini penting untuk mengetahui keanekaragaman ikan di perairan, serta dipastikan mengenai siapa yang akan menjadi enumerator untuk data perairan darat, interval penginputan dan validasi data yang masuk.

Dilaporkan oleh: Lison A. Putra.